Upaya Maksimal Pemkab Kukar Capai Zero Stunting di 2025
2 min read
BUPATI Edi Damansyah pada Senin (1/7/2024) pagi, memimpin Rakor Percepatan Penanganan Stunting di jajaran Pemkab Kukar. (ist)
SEJUMLAH langkah telah diambil Pemkab Kutai Kartanegara (Kukar), dalam upaya menekan stunting. Salah satu inovasi dilaksanakan Pemkab Kukar yakni Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (Raga Pantas). Ya hasilnya cukup signifikan. Jika di 2022 tercatat angka stunting mencapai 27, 1 persen, maka pada 2023 atau setahun kemudian diketahui angkanya mencapai 17,6 persen.
“Program Raga Pantas sudah dilaksanakan Pemkab Kukar sejak 2019. Inovasinya mencakup Pantas Sehat, Pantas Pendidikan, Pantas Pangan, Pantan Tempat Tinggal serta Pantas Sejahtera. Memang diperlukan kerja keras dalam melaksanakan Program Raga Pantas tersebut. Hasilnya pun sesuai dengan harapan. Terima kasih kepada semua pihak di Pemkab Kukar, untuk capai tersebut. Semoga daerah kita dapat mencapai zero stunting di 2025,” kata Bupati Kukar Edi Damansyah, ketika memimpin Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Penanganan Stunting di jajaran Pemkab Kukar, Senin (1/7/2024).
Memang dalam hal menekan stunting, Pemkab Kukar tidak pernah putus asa. Bahkan sepanjang Juni 2024 tadi, sejumlah langkah terus dilaksanakan pihak-pihak terkait. Seperti pengukuran serentak anak-anak se-Kukar, dilakukan pada masing-masing Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) tingkat RT maupun kelurahan. Dari situ juga dilakukan pengumpulan data untuk menginvetarisir anak-anak, khususnya Balita berpotensi terkena stunting.
Nah dari pengukuran serta pendataan dilaksanakan semua Posyandu di 20 kecamatan se-Kukar, sejauh ini hanya Kecamatan Muara Kaman yang belum rampung. Kondisi itu bukan tanpa alasan. Sebab pihak terkait yakni Posyandu, berada di kawasan perusahaan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
“Sedangkan pendataan dari kecamatan lainnya di Kukar, sudah lengkap semua. Maka setelah pengukuran selesai, harus dilanjutkan dengan tahapan berikutnya. Semua harus berperan dan berkolaburasi untuk percepatan penanganan stunting dan gizi buruk di Odah Etam. Khusus mengenai data, musti benar-benar valid. Tentunya semua tak lepas dari peran aktif para kader PKK maupun kades Posyandu yang tersebar sampai tingkat RT,” ujar Edi Damansyah dalam Rakor dihadiri sejumlah pejabat OPD terkait.
Pengarahan disampaikan bupati tersebut, juga sampai kepada teknis mengenai upaya penanganan, saat menemukan Balita yang berpotensi terkena stunting. Seperti pemberian makanan tambahan dengan menu disesuaikan keperluan Balita bersangkutan. Ada diberikan tambahan susu serta telur. Intinya, supaya anak-anak bisa terlepas dari stunting.
“Silakan Dinas Kesehatan menindaklanjuti keperluan tersebut di lapangan. Supaya pekerjaan para kader Posyandu mencapai hasil terbaik. Semua harus terlibat agar stunting bisa diatasi,” katanya. (and/adv)