Kue Keroncong Nadimah, Tingkatkan Ekonomi Lokal dengan Cita Rasa Tradisional
2 min read
Kue Keroncong Nadimah hadir dalam varian rasa original, juga menawarkan variasi rasa lainnya, seperti pandan dan mini untuk oleh-oleh. (ist)
KUE KERONCONG jadi salah satu camilan tradisional khas Kota Raja Tenggarong, kini kembali mencuri perhatian pasar kuliner. Di balik kesuksesan produk ini, terdapat usaha keras dari Nadimah, pemilik Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kue Keroncong Nadimah, yang ingin memperkenalkan kuliner legendaris ini kepada masyarakat luas.
Bermula dari kecintaan terhadap kuliner lokal, Nadimah akhirnya memutuskan untuk memulai usaha pembuatan dan penjualan kue keroncong yang kini semakin dikenal.
“Kue keroncong adalah salah satu kue tradisional yang memiliki cita rasa khas dengan tekstur lembut dan manis. Kue ini banyak digemari, terutama di daerah Tenggarong dan sekitarnya. Melihat potensi besar, kami memutuskan untuk mulai usaha pembuatan dan penjualannya,” ujar Nadimah.
Dengan visi untuk menjadi produsen kue keroncong terbaik di Kutai Kartanegara, Nadimah dan tim berkomitmen untuk menjaga kualitas dan cita rasa produk.
“Kami mengutamakan bahan baku alami dan resep tradisional yang terjaga. Kami ingin memperkenalkan kue keroncong sebagai camilan khas Kutai yang dapat dinikmati berbagai kalangan,” tambahnya.
Usaha ini juga memiliki misi sosial untuk membuka peluang kerja dan memberikan kontribusi dalam pengembangan ekonomi lokal. Seiring dengan berkembangnya usaha, Nadimah berharap dapat memperkenalkan kue keroncong ke pasar lebih luas.
Kue Keroncong Nadimah tidak hanya hadir dalam varian rasa original, tetapi juga menawarkan variasi rasa lainnya, seperti pandan dan mini untuk oleh-oleh. Proses produksi yang higienis dan menggunakan bahan baku berkualitas membuat produk ini semakin diminati, terutama oleh wisatawan yang mencari oleh-oleh khas Tenggarong, Kutai Kartanegara.
“Kue keroncong kami buat memiliki keunggulan rasa autentik. Kami juga berencana menambah varian rasa, seperti coklat, kacang dan kelapa, agar lebih variatif dan dapat memenuhi selera konsumen yang semakin berkembang,” jelas Nadimah.
Kue keroncong Nadimah memiliki peluang pasar yang luas, tidak hanya di pasar lokal Tenggarong dan Samarinda, tetapi juga melalui penjualan online untuk konsumen dari luar daerah. Dengan harga jual yang terjangkau, yaitu sekitar Rp 10 ribu per paket (isi 10 potong), dan target penjualan 500 paket per bulan, Nadimah memproyeksikan pendapatan bulanan sekitar Rp 5 juta dengan keuntungan bersih Rp 2 juta per bulan, setelah dipotong biaya operasional.
Dalam upaya mengembangkan usaha, Nadimah juga berencana untuk membuka cabang di kota besar dan memperluas jaringan distribusi ke berbagai daerah.
“Kami ingin Kue Keroncong Nadimah dikenal lebih luas, baik di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan. Dengan kualitas produk yang baik dan pemasaran yang efektif, kami optimis usaha ini akan berkembang pesat,” katanya. (yah/adv)