September 9, 2025

sekitarkaltim

Berita di sekitar kita

Pemerintah Desa Loa Raya Dorong Petani Muda Jadi Motor Inovasi Pertanian

2 min read

Kepala Desa Loa Raya, Martin. (ist)

TENGGARONG. Pemerintah Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kutai Kartanegara (Kukar) serius mendorong regenerasi petani dengan memberi dukungan maksimal kepada kelompok petani milenial sebagai upaya menjaga ketahanan ekonomi desa lewat sektor pertanian. Upaya ini diwujudkan melalui pembinaan terhadap 25 petani muda yang dilibatkan dalam berbagai program pertanian komoditas seperti jagung, sayur, dan buah-buahan, dengan harapan mereka mampu bertahan menghadapi tantangan zaman dan menjadi pelopor inovasi pertanian.

Kepala Desa Loa Raya, Martin, menjelaskan pihaknya telah memberikan berbagai bantuan kepada kelompok petani muda guna memperkuat semangat dan produktivitas mereka. “Kami bantu mereka dengan alat seperti traktor kultivator, bibit dan pupuk,” jelasnya kepada wartawan, belum lama ini.

Ditegaskan bahwa dukungan tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah desa agar generasi muda tidak mundur ketika menghadapi kesulitan dalam mengelola lahan pertanian. Meskipun begitu, Martin tidak menampik bahwa masih ada sejumlah kendala yang membayangi kegiatan para petani muda, terutama terkait dengan ketergantungan terhadap musim yang tidak menentu.

“Kami masih mengandalkan air hujan. Kalau musim kemarau, sawah kering. Saat hujan deras, justru kebanjiran,” ucapnya sambil menyebut kondisi ini sebagai tantangan klasik di wilayah mereka.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, pemerintah desa telah mengajukan permintaan pembangunan sistem irigasi ke Dinas Pekerjaan Umum Kutai Kartanegara, agar ada solusi jangka panjang dan petani tidak terus-terusan dirugikan karena cuaca. “Makanya kami minta bantuan irigasi. Itu penting supaya panen tidak terganggu,” tambah Martin.

Tak hanya itu, Pemdes Loa Raya juga sudah mengusulkan bantuan alat pertanian tambahan ke Dinas Pertanian, seperti mesin perontok dan traktor tambahan, demi mendukung efisiensi kerja para petani milenial di lapangan. “Kalau alatnya lengkap, mereka bisa kerja lebih cepat dan hasilnya pun meningkat,” katanya lagi.

Ke depan, pihak desa berencana menghadirkan pelatihan teknologi pertanian, pemasaran digital, serta penguatan akses pasar agar para petani muda bisa bersaing dan mandiri dalam menjalankan usaha pertanian mereka. “Kami ingin mereka jadi pionir. Jangan hanya pakai cara lama, tapi harus bisa pakai teknologi dan pasarkan produk secara online,” ujar Martin penuh harap.

Ditambahkannya, sektor pertanian di masa mendatang harus dilihat sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, bukan sekadar sebagai pekerjaan tradisional yang dijalankan secara turun-temurun. “Kalau petani muda bisa maju dan hidup sejahtera, maka desa kita akan jadi desa mandiri dan tidak mudah goyah,” ucap Martin. (ari/adv)

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *