Target DPK Kukar, TPI Sungai Meriam Dorong Perekonomian Nelayan
2 min readTENGGARONG. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan (DPK) Kutai Kartanegara (Kukar) Muslik, mengungkapkan antusiasmenya terhadap lonjakan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya. Selain tingkat produksi melonjak, Muslik juga membanggakan pembangunan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di Desa Sungai Meriam, Kecamatan Anggana.
Ya, TPI Sungai Meriam tersebut kini sedang dalam proses pembangunan. Diharapkan nantinya menjadi pasar penting bagi para nelayan. Tempat ini memfasilitasi transaksi penjualan ikan, baik melalui lelang maupun secara langsung.
“Selain memberikan akses lebih luas dan efisien bagi para nelayan, TPI Sungai Meriam juga menjadi katalis untuk meningkatkan nilai jual hasil tangkapan nelayan Kecamatan Anggana dan sekitarnya,” ujar Muslik.
Langkah ini tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang memperkuat komunitas nelayan dan pembudidaya ikan di wilayah tersebut. Industri ikan yang berada di garis terdepan dari peningkatan produksi akan merasakan manfaat ekonomi secara langsung.
“Dengan adanya TPI ini, saya berharap akan mendorong perputaran ekonomi di sektor perikanan Anggana,” katanya lagi.
Sekadar informasi, pembangunan usaha nelayan produktif di Kukar, menjadi salah satu bidang prioritas. Menurut Wakil Bupati (Wabup) Kukar Rendi Solihin, saat pandemi Covid 19 lalu, sektor pertanian dan perikanan adalah penyelamat perekonomian daerah ini. Mengingat dalam kondisi seperti itu, masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan primer berupa makanan, ketimbang lainnya.
“Jadi sesuai laju pertubuhan kinerja ekonomi Kukar sejak 2017, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) masih dipengaruhi faktor kenaikan harga batu bara sebagai salah satu komoditas dominan,” jelas Rendi –Wabup Kukar ini akrab disapa– ketika menyerahkan bantuan mesin diesel untuk nelayan di kawasan pesisir Kukar, beberapa waktu lalu.
Memang sesuai data BPS Kalimantan Timur (Kaltim), pertumbuhan ekonomi Kukar tanpa Migas mencapai 4,43 persen. Tanpa migas dan batu bara lebih tinggi 4,92 persen. Share pertambangan paling dominan 65,4 persen terhadap PDRB. Sementara PDRB dari pertanian hanya 12,9 persen, industri 4,1 persen, kontruksi 7,5 persen. Perdagangan 3,6 persen dan lainnya 6,4 persen.
“Melihat data perekonomian tersebut, maka fokus perhatian Pemkab Kukar, salah satunya adalah pembangunan sektor perikanan. Karena itulah bagi keluarga produktif di pesisir Kukar, diberikan bantuan mesin diesel dan perahu atau kapal nelayan, maupun bibit udang serta ikan dan lain-lain,” katanya. (cu/and/adv)